Hal ini, menurut Head of Product Strategy and Sales Enablement divisi Video Collaboration Logitech, Simon Dudley, akan terjadi dalam lima tahun ke depan, di mana generasi millenial diprediksi akan menguasai sebanyak 75 persen dari total tenaga kerja di dunia.
"Millenial tidak pernah menggunakan telepon biasa, pasti menggunakan ponsel seluler. Mereka juga lebih menyukai bekerja secara remote di luar kantor. Hal ini menuntut cara baru dalam berkolaborasi," ujar Simon dalam temu media di Jakarta, Senin.
Perubahan dalam bekerja ini menuntut hadirnya kultur baru dalam perusahaan untuk menggunakan konferensi video. Hal ini, menurut Simon, kini dimungkinkan dengan teknologi cloud dan perangkat yang semakin terjangkau.
"25 tahun lalu produk teknologi masih buruk, sekarang bisa menggunakan konferensi video lebih murah. Hal ini juga ditunjang dengan tersedianya lebih banyak aplikasi," kata Simon.
Tidak hanya itu, Video High Quality semakin mudah, di mana pengguna, yang semakin bertambah, akan beralih dari kamera konferensi video dengan resolusi HD 720p ke resolusi 1080p atau 4K.
Lebih dari itu, perkembangan solusi konferensi video kini tidak hanya sekedar menambahkan fitur, tetapi sistem kini lebih cerdas sehingga pengguna tidak perlu mengendalikan perangkat secara manual.
"Yang menarik adalah bahwa kita akan melihat evolusi ini dalam waktu lima tahun ke depan, seiring dengan perkembangan teknologi Augmented Reality, Virtual Reality, 3D dan bandwidth yang besar," ujar Simon.
"Dan karena harga perangkat yang semakin terjangkau, kita akan melihat lebih dari satu kamera dalam sebuah ruang meeting," tambah dia.
Baca juga: Logitech hadirkan solusi konferensi video
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kolaborasi video diprediksi bakal jadi tren global"
Post a Comment