Search

Milyuner Dunia Siapkan Misi Untuk Menambang di Bulan

Jakarta, CNN Indonesia -- Para milyuner dunia tengah menggelontorkan uang mereka untuk menyokong perusahaan yang bisa membuat mereka menambang mineral berharga mahal di bulan. Nilai mineral yang bisa ditambang diperkirakan bisa bernilai kuantiliun (sejuta triliun) rupiah.

Ini bukan mimpi semata, sebab segala sesuatunya tengah berjalan. Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat sendiri telah mengeluarkan izin bagi beberapa perusahaan untuk meluncurkan robot penambang mereka.

Siapa

Saat ini sudah ada beberapa perusahaan luar angkasa yang berlomba untuk meluncur ke ruang angkasa. Akhir tahun lalu, Moon Express telah mendapat izin untuk meluncurkan misi ke bulan. Perusahaan ini bis dibilang merupakan perusahaan penambangan bulan terdepan di dunia.

“Kami pergi ke bulan bukan karena itu mudah. Tapi karena itu menguntungkan," jelas Naveen Jain, co-founder dan chairman Moon Express.

Moon Express tengah berlomba dengan berbagai perusahaan penambang lainnya, seperti Deep Space Industries (DSI) dari Mountain View, California, dan Planetary Resources dari Redmond, Washington.


Kedua perusahaan ini memang tidak fokus untuk menambang di bulan. Tapi, mereka mengincar untuk melakukan penambangan asteroid yang mengorbit di dekat bumi (Near Earth Asteroids). Sebab, letaknya lebih dekat dengan bumi. Sehingga lebih mudah diakses ketimbang bulan.

NASA juga sudah menyiapkan misi bersama Caterpillar Inc. Caterpillar adalah perusahaan mesin tambang besar. Kerjasama ini dilakukan untuk membangun "operasi pemindahan develop regolith". Regolith adalah lumpur bulan yang diperkirakan bisa dipakai untuk membangun perangkat luar angkasa. Misi ini diperkirakan akan meluncur pada 2020.

Mineral mahal

Mineral-mineral yang diincar para milyuner ini diantaranya berbagai bahan metal berharga dan isotop langka. Salah satu isotop yang berharga adalah Helium-3. Saat ini harganya diperkirakan mencapai US$40.000 (Rp532 juta) perons. Sebagai perbandingan, harga emas saat ini sekitar US$1.200 (Rp16 juta) perons.

Isotop ini bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif yang efisien. Bisa digunakan untuk fusi di reaktor. Helium-3 seberat 110 kg bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di sebuah kota kecil selama setahun.

Kurangi biaya peluncuran

Harga mineral dan isotop langka di bulan bisa dijual mahal, tapi perlu harga mahal pula untuk menambangnya. Di masa lalu, NASA memerlukan hingga US$200 juta untuk meluncurkan roket.

Saat ini, inovasi perusahaan seperti SpaceX, United Launch Alliance, dan Orbital ATK berhasil menurunkan harga peluncuran jadi hanya US$10.000 saja. SpaceX berharap bisa menurunkan biaya ini jadi hanya US$1.000 dalam beberapa tahun ke depan.


“Bukan tugas NASA untuk berinovasi," jelas Jain .... “Tugas mereka untuk menciptakan dasar pengetahuan dan penelitian (luar angkasa). Tugas entrepreneur untuk keluar dan mengomersialisasikan. (Serta) mengurangi biaya (peluncuran) dan menciptakan bisnis dari itu."

Google sendiri menyediakan US$30 juta sebagai hadiah untuk kompetisi Lunar X Prize. Ini adalah kompetisi yang melibatkan insinyur dan entrepreneur untuk menciptakan metode eksplorasi luar angkasa dengan biaya terjangkau, demikian DigitalTrend. (eks)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Milyuner Dunia Siapkan Misi Untuk Menambang di Bulan : http://ift.tt/2tCHXYo

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Milyuner Dunia Siapkan Misi Untuk Menambang di Bulan"

Post a Comment

Powered by Blogger.