Sementara itu, masyarakat Indonesia di waktu yang sama mengeluhkan perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam. Apakah perubahan suhu yang signifikan ini berhubungan dengan gelombang panas di Eropa?
Menurut Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hari Tirto Djatmiko, gelombang panas yang saat ini melanda Eropa tidak akan menyambangi wilayah tropis seperti Indonesia. Kendati demikian, iklim wilayah ini mungkin terpengaruh secara tidak langsung oleh gelombang panas tersebut.
Pergerakan gelombang panas ini menurut Tirto sebenarnya bisa diprediksi dan diketahui arahnya. Wilayah-wilayah tersebut memang rentan akan gelombang panas setiap tahunnya walaupun kenaikan suhunya fluktuatif.
Meski bisa memberikan pengaruh tak langsung, perubahan suhu ekstrem antara siang dan malam di Indonesia bukanlah dampak dari gelombang panas. Tirto menyatakan bahwa perubahan suhu ekstrem itu sangat wajar di musim kemarau.
"Kalau kita berada di puncak musim kemarau, perbedaan suhu udara siang dan malam memang cukup signifikan. Tapi itu semua normal," kata dia.
"[Kalau gelombang panas] suhu udaranya cenderung bersifat kering. Tiap negara berbeda-beda kisarannya antara 40-55 derajat Celcius tergantung negaranya. Misalkan di India kisarannya bisa antara 47-55 derajat Celcius," sambungnya.
Sementara itu, penduduk Indonesia tidak perlu khawatir dengan perbedaan suhu ekstrem di musim kemarau karena suhu akan perlahan kembali normal begitu memasuki musim penghujan. Tirto mengatakan paling tidak masa transisi mulai September akan mendekatkan suhu antara siang dan malam di Tanah Air. </span> (eks)
Baca Kelanjutan Gelombang Panas dan Perubahan Suhu Ekstrem Indonesia : http://ift.tt/2wGoAvBBagikan Berita Ini
0 Response to "Gelombang Panas dan Perubahan Suhu Ekstrem Indonesia"
Post a Comment